Title : Love Like This [Prolog]
Author : Kang Hye Ra
Lenght : Chapter / Part
Rating : T [PG-13]
Cast :
>Im Yoona (child)
>Kim Hyun Joong (child)
>Mrs. Im
>Mrs. Kim
Genre : Family, Romance,
Friendship
Annyeong annyeong *lambai2 bareng siwon* author Kang Hye Ra datang dengan FF baru *gak baru sih, cuma baru dipost di sini*. FF ini agak terinspirasi dari komik manga yg judulnya I Love You, tp tetep semua alur murni karangan author.
Disclaimer: Hak Cipta milik author
dan dilindungi Undang-Undang *plak!! apa’an sih??* Dilarang plagiat dan copas sembarangan! Gak suka? gak usah baca. Habis baca jangan lupa RCL yaa... Jangan jd silent reader. Ya udah, langung aja selamat membaca~~~
_Mrs.
Im POV_
Betapa
senangnya, ia kulahirkan ke dunia ini dengan selamat. Cita-citaku sejak dulu
yang kudamba-dambakan, kini terwujud sudah. Sembilan bulan lamanya ku menempuh
banyak cobaan, halangan dan rintangan, tetapi ku tetap dapat berdiri dan
menghadapi semuanya. Kini, sungguh melegakan, mendengar tangisannya, air mataku
pun sampai menetes. Kebahagiaan ini pastilah lebih sempurnya jika dia ada di
sampingku saat ini. Suamiku yang kucintai, mengapa engkau harus pergi secepat
itu ? Tidakkah ingin kau melihat anak kita ? Memandang senyum yang
terpancar dibalik wajah cerianya ? Mendengar tangisannya untuk yang pertama
kali, bersamaku?? Ah, sudahlah! Jangan kau ingat lagi dia, dia sudah tenang di
alamnya sana. Lagian di sini masih ada orang yang begitu menyayangiku, ialah
sahabatku, Mrs. Kim.
Biarkan,
untuk beberapa detik, aku ingin merasakan betapa indahnya dunia ini. Biarkan ku
bersyukur untuk yang kesekian kalinya pada-Mu, hingga kini Kau masih memberiku
kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan. Kini pun Engkau telah kabulkan doaku,
agar melahirkan anugerahMu ke dunia ini dalam keadaan selamat.
Hampir
saja aku tertidur, kalau saja tidak ada orang yang menyentuh lenganku.
“Mrs.
Im, selamat! Anakmu lahir dengan selamat.” Kata seorang yeoja disebelahku,
dialah Mrs. Kim.
“Ah,
mwo? Oiya, aku bener2 bersyukur.” Jawabku lirih, badanku sungguh terkulai
lemah, sesekali kuhela nafas panjang.
“Mrs.
Im, anak anda yeoja. Dia benar2 cantik.” Kata seorang perawat yang menggendong
bayiku, dapat kulihat kini ia masih menangis dalam gendongan wanita itu.
kemudian ia membawa bayiku keluar, mungkin untuk mendapat perawatan lebih lanjut
*apalah, author gk ngerti urusan dokter2an*.
“Kau
masih lemas? Kau memang butuh banyak istirahat. Ya sudah, aku keluar dulu deh,
biar kamu bisa istirahat.” Kata Mrs. Kim, ia benar2 mengerti keadaanku. Namun,
entah mengapa rasanya diriku tak sanggup untuk ditinggal sendiri. Kuingin ia
tetap menemaniku, menguatkanku, bukannya meninggalkanku dan menyuruhku untuk
istirahat seorang diri. Aku takkan mampu beristirahat tanpa adanya seseorang di
sampingku.
“Tunggu…
kau tidak usah keluar. Aku ingin di sini bersamamu.” Ucapku lirih, sambil
memegang lengannya. Seketika ia berhenti melangkah dan kembali menatapku.
“Waeyo?”
“Aku ingin kamu
menemaniku saja di sini, apa kau tega meninggalkanku sendirian?”
“Ah, itu hanya traumamu
karena ditinggal suamimu. Tapi tenang saja, aku takkan meninggalkanmu, asal kau
berjanji kau juga takkan meninggalkanku.” Ia berkata sembari memegang tanganku,
sesaat aku merasakan kehangatan.
“Aniyo, aku takkan
meninggalkanmu. Namun, jika aku tak dapat menepati janjiku, aku ingin menitipkan
anakku padamu. Rawat dia.”
“Aish, kau jangan
berkata seperti itu. Aku pun juga akan menganggapnya seperti anakku sendiri.
Jangan kau berpikir macam2.” Katanya menepis omonganku.
“Gomawo.”
“Cheonmaneyo, chingu.
Kita kan bersahabat.” ucapnya sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari
kelingkingku.
~*~*~*~
5 tahun kemudian.
Tak terasa waktu
berlalu begitu cepat, kini anakku telah berumur 5 tahun. Aku pun juga telah
melanjutkan perjuangan suamiku, yaitu memegang perusahaannya dan kini telah berhasil
kukendalikan dengan baik. Aku kembali sukses, setelah lama terbengkalai karena
kondisiku dan ketika aku ditinggal suamiku.
Jam 7 tepat, waktunya aku
berangkat ke kantor. Kulirik sebentar anakku yang sedang bermain dengan
pengasuhnya, penuh canda tawa. Ia begitu cantik jika tertawa seperti itu, bisa
kubayangkan jika ia pasti akan menjadi perempuan yang anggun dan manis
nantinya. Ah, aku ingin hari itu cepat datang.
Aku berjalan menuju tempatnya bermain. Aku kecup keningnya, kemudian aku
langsung pergi. Namun seketika ada yang memegang tanganku, dan ternyata ia Im
Yoona, anakku itu. Ia sepertinya mengerti bahwa aku akan pergi kerja dan
meninggalkannya untuk beberapa waktu, namun saat kulihat sorot matanya, entah
mengapa aku tak ingin pergi darinya. Namun segera kutepis perasaan itu, aku
sadar aku juga harus kerja untuk menghidupinya. Dengan lembut, aku singkirkan
tangannya dari tanganku, kusunggingkan senyum dan segera pergi.
Di
jalan, wajah Yoona masih saja menari2 di pikiranku, seakan tak mau pergi.
Sepertinya tindakanku untuk meninggalkannya kali ini sungguh tindakan yang
salah, entah kenapa. Tapi pekerjaan menumpuk sudah menungguku di kantor. Ah,
aku mulai pusing sendiri memikirkan ini. Tiba2 konsentrasiku mulai berkurang,
kemudian ada sesuatu yang datang dari arah berlawanan dan tepat berada di depan
mobil yang kukendarai. Aku tak dapat menghindarinya, tiba2 seketika terdengar
bunyi yang begitu keras dari mobilku sendiri.
Brakk !!
Aku sadar bahwa mobilku barusan telah menabrak truk itu, aku bersyukur masih
diberikan nafas hingga saat ini. Kudengar beberapa langkah kaki mendekatiku,
berteriak2 minta tolong dan entah apa lagi. Lama2 kepalaku mulai terasa sakit
dan tiba2 semuanya berubah menjadi gelap…
~*~*~*~
_Mrs.
Kim POV_
Kriiiing!!
Kriiiing!!
Suara
telpon mengagetkanku yang sedang menjahit sebuah baju untuk anakku. Karena
jarakku yang terlalu jauh dengan letak telepon itu, maka kusuruh saja anakku
yang mengangkatnya, kebetulan hari ini dia libur.
“Hyun!
Kau angkat tuh telepon!” teriakku memanggilnya.
“Ne, eomma!” dapat kudengar samar2 ia menyahutiku. Beberapa detik
kemudian, ia menghampiriku.
“Eomma, ada telpon
untukmu.” Katanya membuatku menghentikan kegiatanku. Aku bangkit dari tempat
dudukku dan segera menjawab telepon itu.
“Yoboseyo.” Sapaku.
“Yoboseyo. Apakah benar
ini Mrs. Kim?” suara seorang yeoja menyambutku dengan ramah. Namun dapat
kudengar dari cara ia bicara, sepertinya ia sedang terburu2.
“Ne, ini siapa, ada
perlu apa?” aku penasaran sekali dengan apa yang akan dikatakan oleh yeoja ini.
Entah mengapa tiba2 jatungku berdegup kencang, keringat dingin pun juga ikut
keluar dari tubuhku.
“Ehm… anu… barusan saya mendapat
telepon, kalau Mrs. Im masuk rumah sakit. Ia telah mengalami kecelakaan. Oh
iya, saya lupa bilang, saya ini babysitter yang bekerja di rumahnya.”
“Mwo????
Apa kau bilang???? Tapi apa ia baik2 saja?” teriakku seketika membuat Hyun
Joong yang sedang bermain bersama temannya kaget karena mendengar ucapanku.
“Saya
tidak tahu. Saya juga mau ke sana, ke Seoul International Hospital. Ya sudah
ya, saya tutup dulu, saya buru2. Yoboseyo.”
“Eh…
tu…tunggu dulu! Gamsahamnida. Yoboseyo.” Jawabku sambil menutup telpon itu. Pantas
perasaanku sudah tidak enak sejak mengangkat telepon tadi, oh my dear, kenapa
nasibmu harus seperti ini?
Tanpa
basa-basi lagi, secepat kilat aku mengambil tas dan kunci mobil, berlari keluar,
mengambil mobil dan segera berangkat menuju rumah sakit itu. Tak kuhiraukan
pertanyaan Hyun Joong yang ia tujukan untukku, aku hanya menjawabnya singkat,“Eomma
akan kembali.”
~*~*~*~
Aku
telah sampai di depan UGD tempat Mrs. Im dirawat. Dengan hati2, aku membuka
pintu dan berjalan masuk. Dapat kulihat kini ia sedang terkulai lemas dengan
beberapa perban yang membalut tubuhnya. Matanya masih tertutup, ia belum sadar.
Aku segera duduk di kursi tepat di sebelah ranjangnya, duduk, menunggu sambil
berdoa. Tiba2 saja pintu ruang itu terbuka, aku menoleh sejenak untuk melihat
siapa yang datang.
“Ah,
kau yang tadi menelpon aku kan?” kataku yang langsung mengenali yeoja itu, So
Eun namanya, seseorang yang telah bekerja sekitar 5 tahun pada Mrs. Im. Ia
datang dengan seorang yeoja kecil imut, dan itu pasti anak perempuan Mrs. Im.
“Oh,
ne. Bagaimana keadaannya?” sesaat ia membiarkan Yoona menghampiri eommanya,
duduk di kursi sebelahnya.
“Ia
belum sadar, aku juga belum bertemu dengan dokternya.” Jawabku singkat.
Seketika aku melihat kelopak mata Mrs. Im bergerak2, dan aku sungguh berharap
kali ini ia dapat membuka matanya. Dan benar saja, ia perlahan membuka matanya.
“Mrs.
Im!” teriakku bersamaan dengan So Eun.
“Eomma!”
Yoona juga tampak senang melihat eommanya sadar.
“Yoona…Yoona…”
ucap Mrs. Im lirih, mencari anak kesayangannya. Aku pun
tersenyum melihat dia juga sudah bisa bicara sekarang.
“Eomma…” jawab Yoona sambil
bergerak mendekatinya, begitupun aku.
“Mrs.
Im, kau baik2 saja?”
“Selama…Yoona
baik2 saja… aku juga baik2 saja.” Jawabannya
membuatku terharu, tak terasa air mataku mulai menetes.
“A…aku… punya… satu
permintaan… untukmu.” Ucapnya lagi.
“Mwo? Apa itu?” tanyaku
penasaran.
“Jika… aku… tak dapat
memenuhi janjiku… aku ingin menitipkan Yoona… padamu… Aku mohon…rawat dia
seperti…kau merawat anakmu sendiri.” Air mataku terus menetes, apalagi
mendengar ia berbicara seperti itu. Entah mengapa, hatiku sangat sedih
mendengarnya.
“Kamu nggak boleh
bicara seperti itu, kamu pasti sembuh! Kamu pasti kuat!” ucapku di sela2
isakku.
“Tapi…aku nggak kuat…” ucapnya
seperti merasa kesakitan. Aku sendiri pun ngilu mendengarnya.
“Kamu harus kuat!” kataku
memaksa.
“Aku…titip…Yoona
ya… Yoona, eomma…sayang…kamu. Saranghaeyo…” ucapnya sebelum akhirnya ia menutup
matanya, aku berharap tidak untuk selamanya. Aku mengguncang-guncangkan
tubuhnya, meneriakkan namanya, namun tak ada jawaban. Tangisan Yoona pun juga
tak dapat membangunkannya. Sesaat, aku ingin semua ini hanya mimpi, aku menutup
mataku untuk sementara. Namun, saat ku membukanya kembali, tetap yang ada di
hadapanku saat ini adalah orang yang aku cintai telah tak berdaya. Memang ini
sudah takdir, aku harus merelakannya. Aku mengecup keningnya, untuk yang
terakhir kali.
“Aku
pasti akan memenuhi permintaanmu, my dear.” Kataku sepenuh hati.
_END OF POV_
TBC
Sedikit ya, tapi nanti critanya tak bikin banyak deh per partnya.
Gimana? bagus gak? prolognya agak aneh ya, hehe. habis, yang ada di pikiran author ya itu.
RCL ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar