Minggu, 11 Desember 2011

Love Like This [Part 1]


Title : Love Like This [Part 1]
Author : Kang Hye Ra
Length : Chapter / Part
Rating : T [PG-13]
Cast :
            >Im Yoona
            >Kim Hyun Joong
            >Sunny Lee
            >Lee Sungmin
And other
Genre : Family, romance, friendship
Annyeong annyeong *lambai2 bareng siwon* author Kang Hye Ra balik dengan  lanjutan FF. FF ini agak terinspirasi dari komik manga yg judulnya I Love You, tp tetep semua alur murni karangan author.
Yang belum baca part sebelumnya, bisa langsung baca di sini Prolog
Disclaimer: Hak Cipta milik author dan dilindungi Undang-Undang *plak!! apa’an sih??* Dilarang plagiat dan copas sembarangan! Gak suka? gak usah baca. Habis baca jangan lupa RCL yaa... Jangan jd silent reader. Ya udah, langung aja selamat membaca~~~
10 tahun kemudian…
            “Yooong! Yooona! Banguun! Lihat udah jam berapa ini!” teriak Hyun Joong yang membangunkan Yoona dari luar kamarnya. Tapi sepertinya tidak digubris oleh Yoona, ia justru menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal, berharap tidak mendengar suara apapun dan ia bisa tetap tidur.
            “Yoong! Yoona! Kau masih tidur? Dasar tukang molor!” karena kewalahan membangunkan Yoona, akhirnya Hyun Joong menyerah juga. Ia kembali turun ke ruang makan, mengadu pada eommanya.
            “Eomma! Yoongie tak mau bangun!” Hyun Joong kemudian menghempaskan tubuhnya di kursi, meminum segelas air putih yang sudah tersedia.
            “Ah, kau ini! Membangunkan aja tak bisa!” kata Mrs. Kim seraya berjalan menuju kamar Yoona.
            “Yoona~ah! Eomma punya makanan kesukaanmu nih, ayo bangun! Sebelum dihabiskan oppamu!” kata Mrs. Kim sambil setengah berteriak. Yoona memang sudah menganggapnya seperti ibunya sendiri, itu sebabnya ia memanggilnya eomma. Dan benar saja, triknya berhasil. Yoona yang merasa mendengar kata2 makanan kesukaannya, langsung membuka matanya, dan bergerak menuju pintu.
            “Ah, eomma. Aku masih ngantuk.” Kata Yoona seraya mengucek2 matanya. Melihat eomma membawa sepiring cake buah kesukaannya, ia mengambil satu untuknya. Memakannya dan ikut turun ke  bawah menuju ruang makan. Di sana sudah ada oppanya menunggu. Ia kemudian mengambil tempat duduk di sebelah Hyun Joong.
            “Dasar! Jam karet!” ledek Hyun Joong setelah Yoona duduk di sampingnya.
            “Ah, suka2 aku dong!” kata Yoona ngeles, tak peduli.
            “Loh, appa mana?” tanya Yoona setelah menyadari Mr. Kim tidak bersama mereka.
            “Appa sudah berangkat tadi pagi, katanya ada urusan mendadak.” Jawab Mrs. Kim seraya mengambilkan makanan untuk mereka berdua.
            “Makanya, jangan molor mulu!” goda Hyun Joong.
            “Aaah, oppa! Biarin napa!”
            “Eh, gak baik tau cewek2 bangunnya molor.”
            “Biarin, kan sleeping beauty.” Kata Yoona PD sambil tersenyum.
            “Sleeping beauty apa’an, yg ada sleeping ugly ^^.”
            “Uuuhh! Oppa jahat!”
            “Biarin weee :p” Mrs. Kim hanya bisa geleng2 kepala melihat tingkah laku mereka.
  ~*~*~*~
            Hari ini adalah hari kedua Yoona di sekolah barunya, Shinwa Senior High School, dan ia berharap akan menjadi hari yang menyenangkan. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu teman barunya, termasuk Sunny dan Sungmin, dua teman yang ia kenal pertama kali. Aku memang tidak salah memilih sekolah ini, batin Yoona. Benar2 sekolah yang bagus, tertib dan disiplin. Pantas saja oppaku tiba2 jadi pintar saat dulu berada di sekolah ini, batinnya lagi.
Tak terasa motor yang dikendarai Hyun Joong telah sampai di lingkungan sekolah Shinwa, ia pun parkir di dalam. Awalnya Yoona merasa hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, namun tiba2 ia merasakan hal aneh. Ia memandang sekelilingnya, ternyata ia dan Hyun Joong menjadi pusat perhatian semua siswa. Banyak dari kalangan yeoja yang menatapnya sinis. Karena merasa belum terbiasa dengan hal seperti ini, ia langsung mengadu pada Hyun Joong yang baru saja memarkir sepeda motornya.
“Oppa! Kenapa mereka semua menatap kita?” tanya Yoona sambil menggandeng tangan Hyun Joong dan berjalan menuju sekolah.
“Ah, biarin aja! Gak usah dipedulikan. Anggap aja angin.” Jawab Hyun Joong sambil terus menggandeng tangan dongsaengnya itu. Ia sudah terbiasa dengan itu, tiap kali di sekolah pasti jadi pusat perhatian. Namun ia tetap cuek, dan tidak mudah terpengaruh. Karena merasa asing dengan tatapan2 itu, Yoona semakin mendekatkan dirinya dengan Hyun Joong. Ia berusaha mengikuti saran oppanya.
“Oppa, kau langsung ke kampus aja, biar aku masuk sendiri ke kelasku.” Kata Yoona saat ia sudah sampai di depan SMA Shinwa, kemudian menghentikan langkahnya.
“Oke. Oppa duluan ya. Oh ya, nanti pulang bareng oppa. Jangan lupa!” kata Hyun Joong sambil melambaikan tangan, dan berjalan menuju Shinwa University yang berada tak jauh dari situ.
“Ne oppa! Annyeong!” kemudian Yoona berjalan masuk ke kelasnya, beruntung saat perjalanan menuju kelas, ia bertemu kedua teman yang baru saja ia kenal kemarin. Reflek Yoona langsung menyapa mereka.
“Sunny~ah! Sungmin~ah!” merasa ada yang memanggil, Sunny dan Sungmin pun menoleh. Melihat Yoona melambaikan tangannya, mereka pun tersenyum sambil balas menyapa Yoona yang datang menghampiri mereka.
“Eh, Yoongie~ah! Annyeonghaseyo!” sapa Sungmin dan Sunny bersama-sama.
“Annyeong.” Jawab Yoona sambil tersenyum.
“Yoong, kau tadi berangkat dengan sapa?” tanya Sunny yang memang melihatnya berangkat dengan Hyun Joong. Ia penasaran, karena hari sebelumnya Yoona hanya diantar dengan appa-nya.
“Oooh, itu…” bibir Yoona membentuk huruf o, dan sebelum ia selesai bicara, Sungmin langsung ngoceh duluan.
“Itu namjachingu-mu yaaa..” ledek Sungmin, membuat Yoona salah tingkah. Bukan apa2, tapi kalau sampai anak lain dengar gimana, bisa salah faham dong.
“Eh, Min~ah! Jangan asal ngomong!” kata Yoona menyumpal mulut Sungmin dengan kertas.
“Hihihi. Lah, kalau bukan namjachingu-mu, sapa dong?” tanya Sunny penasaran, tiba2 aja dia senyum2 sendiri seperti orang gila. Sungmin yang liat langsung menjitak kepala Sunny.
“Yeee… gak usah pake senyum2 juga kali.”
“Biarin ah!” kata Sunny sambil menepis tangan Sungmin dan menjitaknya balik.
“Trus dia siapamu?” tanya Sunny lagi, dia benar2 penasaran siapa namja ganteng itu.
“Dia…” belum selesai Yoona bicara, ternyata bel sudah berbunyi.
Teeeetttt…!!! Teeeeettttt…!!!
“…nanti aku ceritakan! Ayo masuk dulu.” Kata Yoona sembari menarik kedua tangan temannya dan lari bersama-sama menuju kelas.
Di kejauhan, ada seorang yeoja dengan dua temannya yang ternyata sedari tadi mengikuti Yoona dari belakang.
“Oh, liat aja ntar! Sekalipun dia bukan namjachingu-mu, tapi tak akan kubiarkan kau mendekatinya! Karena aku tahu statusmu!” geram yeoja itu, ia merasa kesal dengan sikap Hyun Joong yang lebih mementingkan yeoja kecentilan itu *baginya* ketimbang dia.
“Siapa sih dia, bukan siapa2 aja!” lanjutnya. Ia pun berbalik menuju kampusnya bersama kedua chingudeul-nya.
~*~*~*~
            Bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi, inilah yang ditunggu-tunggu para siswa termasuk Yoona dan kedua teman dekatnya. Dengan langkah yang agak dipercepat, mereka berjalan keluar sekolah sambil ngobrol dan sesekali bercanda bersama. Senyum cerah terpancar di bibir Yoona, mungkin karena ia akan pulang dengan Hyun Joong. Entah mengapa, ia menjadi sesenang ini.
            “Yah, apes deh!” gerutu Sunny saat mereka sudah berada di pintu gerbang sekolah. Ia memanyunkan bibirnya setelah membaca sms yang masuk dari appa-nya. Gerutuannya itu langsung mengundang berbagai pertanyaan dari chingudeul-nya.
            “Waeyo Sunny~ah?” tanya Yoona dan Sungmin barengan. Sungmin sesaat mematikan mesin motornya yang barusan ia ambil.
            “Appa ku gak bisa jemput aku soalnya ada urusan mendadak.” Jawab Sunny dengan wajah cemberut.
            “Mwo? Terus eomma mu? Apa dia juga nggak bisa jemput?”
            “Ani... eomma juga gak bisa. Ada pasien yang menunggu di rumah sakit.”
            “Ya udah kalau gitu pulang bareng aku aja!”  kata Sungmin menawarkan tumpangan sembari menghidupkan mesin motornya.
            “Ah, Sungmin~ah. Tak usah repot2.” Kata Sunny menolak.
            “Udah lah gak usah sungkan, kita kan temen.” Sungmin masih terus memaksa Sunny.
            “Tapi…”
            “Udah gak usah bawel. Cepetan naik.” Kata Sungmin sambil menarik lengan Sunny untuk naik ke atas motor.
            “Ne, Sunny~ah. Bareng Sungmin aja.” Yoona ikut2an maksa.
            “Ehm… iya deh. Aku bareng kamu aja, Sungmin. Gomawo.” Kata Sunny seraya naik ke atas motor.
            “Annyeong Yoongie…!” pamit Sunny dan Sungmin bersamaan. Kemudian motor melesat pergi dan tak lupa Sunny untuk melambaikan tangannya pada Yoona.
            “Ah, oppa mana ya? Belum keliatan dari tadi.” Kata Yoona setelah kedua teman dekatnya sudah tak keliatan lagi. Yang ditunggu2 Hyun Joong, tapi justru tiga yeoja yang datang. Mereka menghampiri Yoona yang sedang berdiri terpaku.
            “Hai, Yoona.” Sapa salah seorang yeoja yang berdiri di tengah. Yoona, yang kaget karena tiba2 ketiga yeoja ini menghampirinya, mau nggak mau tersenyum dan balas menyapa mereka.
            “Oh, hai unnie.” Ia bisa mengenali yeoja itu, ia adalah Yuri, tunangan Hyun Joong, yang juga mahasiswa Universitas Shinwa.
            “Ada apa?” tanya Yoona lagi, penasaran. Walaupun sudah saling kenal, tapi Yuri jarang ngobrol dengannya kecuali ada hal yang benar2 penting.
            “Ah, rasanya kamu sudah ngerti maksudku.” Yuri menimpali dengan senyum sinisnya.
            “Maksud unnie?” Yoona masih saja belum mengerti maksud Yuri. Tiba2 ia mulai deg2an.
            “Eh, kamu tuh bego atau bego sih? Masa’ gak ngerti.” Salah seorang yeoja yang berdiri di samping Yuri menimpali, membuat Yoona berfikir.
            “Jessica unnie, kenapa kau bicara seperti itu? Aku benar2 tak mengerti maksud kalian.” Kata Yoona dengan tampang polosnya.
            “Aku bilangin ya, JAUHI HYUN JOONG!!” bentak Yuri, membuat Yoona terbelalak.
            “Mwo? Unnie, tenanglah. Aku gak akan merebut Hyun oppa darimu.” Kata Yoona meyakinkan.
            “Eh, udahlah gak usah bawel! Ikutin aja napa sih!” kata seorang yeoja lain yang berdiri di samping Yuri.
            “Tapi kenapa?” Yoona masih tak mengerti, ia dan Hyun Joong kan hanya sebatas kakak-adik. Tak mungkin ia merebutnya dari Yuri.
            “Aku rasa kamu tau sendiri alasannya.” Jelas Yuri singkat, sesaat membuat Yoona mengerti maksud Yuri. Ia hanya bisa menunduk kali ini. Hampir saja air matanya jatuh, namun tidak mungkin ia nangis di depan ketiga yeoja itu.
            “Eh,Yul. Tuh dia si Hyun Joong.” Yeoja itu berkata lagi. Yuri langsung mencari-cari sosok itu.
            “Mana sih Taeng?” ia masih belum menemukan Hyun Joong.
            “Itu lho, di depanmu.” Jessica menimpali.
            “Ah, iya. Annyeong chagi!” sapa Yuri pada Hyun. Yoona yang merasa nama kakaknya disebut-sebut, ia mendongakkan kepala.
            “Annyeong chagi.” Balas Hyun Joong dengan tersenyum. Setelah berada di dekatnya, Yuri langsung menggandeng tangannya.
            “Chagiya, antar aku pulang ya.” kata Yuri merayu tepat di depan Yoona.
            “Tapi aku udah janji mau pulang dengan Yoona.” Kata Hyun menolak. Yuri cemberut.
            “Kenapa kamu gak pernah punya waktu buatku? Aku hanya ingin diantar pulang. ”
            “Iya oppa, antar aja dia pulang. Jangan pikirkan aku. Hubunganmu lebih penting. Ntar aku bisa naik taksi.” Kata Yoona, terpaksa.
            “Tuh, Yoona aja ngijinin.”
            “Tapi…”
            “Udah lah, ayo cepetan anter aku.” Kata Yuri sembari menarik-narik tangan Hyun Joong. Terpaksa ia harus menuruti permintaan Yuri. Ia pun pergi bersama Yuri dan kedua yeoja tadi meninggalkan Yoona. Yoona hanya bisa tertunduk lesu. Mengapa hatinya bagaikan teriris-iris melihat Yuri bersama oppa-nya? Ia benar2 tak mengerti.
~*~*~*~
“Yoona! Aku dataang!” teriak Sunny saat ia masuk ke kelasnya yang masih sepi, baru ada Yoona, Sungmin dan ia sendiri. Karena kaget mendengar suara Sunny yang lantang, Sungmin langsung menutup telinganya dan protes pada Sunny.
            “Aiissh! Sunny~ah! Kau ini kenapa sih? Pagi2 udah teriak2! Kamu kira suaramu itu enak apa!” timpal Sungmin yang duduk tepat di belakang Sunny yang sedang meletakkan tasnya.
            “Kalau iya emang napa?” jawab Sunny dengan PD-nya.
            “Eh, kamu lupa nyapa aku!” protes Sungmin lagi.
            “Emang penting! Weee :p.” kata Sunny meledek. Mendengarnya, Sungmin langsung melayangkan buku ke wajah Sunny. Seketika ia mengerang.
            “Aaah! Min!” mereka awalnya tidak sadar kalau ada yang aneh dengan Yoona, ia dari tadi terus ngelamun dan tak menghiraukan kedua sahabatnya bicara. Sunny yang baru sadar, langsung menegurnya.
            “Eh, Yoona! Kenapa kamu ngelamun terus dari tadi? Ntar kesambet loh.” Kata Sunny berusaha menyadarkan Yoona. Namun usahanya sia-sia, Yoona hanya menghela nafas panjang sambil matanya menerawang entah ke mana.
            “Yah, yoongie~ah! Kau kenapa sih?” Sungmin ikut2an tanya, kali ini dengan mengguncang-guncangkan tubuhnya.
            “Aniyo. Tak apa2.” Jawab Yoona singkat.
            “Oya, kau belum cerita soal namja yang kemaren bonceng kamu. Sapa dia?” tanya Sunny antusias, seakan melupakan keadaan Yoona barusan.
            “Ne, sapa dia?” Sungmin mengangguk.
            “Dia hanya oppa-ku. Kami tak ada hubungan apa2 selain kakak-adik.” Jawab Yoona dengan disusul “ooh” dari keduanya.
            “Jadi, dia kakak kandungmu?” tanya Sunny. Yoona tersentak. Mendengar pertanyaan Sunny, ia jadi ingat kejadian 10 tahun lalu. Memang ia sudah agak lupa, wajar saja waktu itu ia masih kecil. Tapi masih begitu jelas terbayang di kepalanya, kalau dulu dia dirawat dan diangkat menjadi anggota keluarga Kim setelah eomma-nya meninggal. Sekarang, apa yang harus aku katakan? Tanya Yoona dalam hati.
            _Yoona POV_
            Apa yang harus aku katakan pada mereka? Aku nggak mau sedih lagi saat aku mengingat eommaku. Aku juga nggak mau semua tau kalau aku hanya anak angkat, aku pasti bakal diejek nantinya. Aku nggak mau itu terjadi, aku gak mau eomma di sana jadi sedih karena melihatku seperti ini. Saat aku akan berkata sesuatu, tiba2 saja seorang yeoja berteriak memanggilku, seketika itu aku langsung menyahutinya.
            “Yoona~ssi! Ada yang mau bertemu denganmu di luar.” Teriak ketua kelasku, Krystal, dengan lantang sambil menyunggingkan senyumnya sekilas. Aku pun balas tersenyum padanya. Dia memang ramah. Benar2 berbeda dengan unnie-nya yang galak.
            Aku beranjak dari tempat dudukku, dengan malas melangkahkan kaki menuju pintu. Aku mencoba melihat siapa yang datang menemuiku. Ah, ternyata dia. Sudah kuduga.
            “Ada apa oppa?” tanyaku setelah sampai di depan kelas. Di sana sudah berdiri Hyun oppa dengan sebuah tas kecil yang entah apa isinya.
            “Yoona, nih oppa bawakan bekal untuk kamu. Tadi kamu buru2, jadi gak sempat makan.” Katanya seraya memberikan tas itu padaku. Mau gak mau aku harus menerimanya.
            “Gomawo, oppa. Mianhae tadi oppa aku tinggal. Soalnya ada tugas yang belum selesai aku kerjakan.” Kataku mencoba mencari alasan. Miane, jeongmal miane oppa aku sudah mencoba menghidar darimu.
            “Gwaenchana, saengie. Ya udah, oppa pergi dulu ya. Sampai nanti.” Kata Hyun oppa sambil melambaikan tangannya dan segera pergi dari tempat ia berdiri tadi. Sekilas ia tersenyum padaku, senyum yang manis. Tapi mengapa tiba2 jantungku berdegup kencang begini saat melihat senyumnya? Ah, andwae Yoona! Kau ini apa2an sih! Ingat, dia itu oppa-mu! Aaahh... lama2 aku bisa jadi gila hanya karena dia.
            Aku kembali ke tempat dudukku dan bergabung dengan Sunny dan Sungmin yang sedari tadi sudah menungguku. Aku duduk dengan muka lesu dan meletakkan bekal tadi di atas meja.
            “Ah ya, tadi kau belum menjawab pertanyaanku. Dia itu kakak kandungmu kan? Soalnya tadi waktu aku tanya itu ke kamu, tiba2 aja ekspresi wajahmu berubah.” Tanya Sunny melanjutkan obrolan kita yang sempat terpotong tadi.
            “Aniyo…” jawabku singkat dan pelan, membuat mereka kaget.
            “Mwo?” kata mereka serempak dan ingin aku menjelaskannya.
            “Pulang sekolah aku jelasin. Tapi kalian janji, jangan beritau ini pada siapa2. Cuma kalian temenku yang tau hal ini.”
            “Ne. Kami janji.”

TBC
RCL yaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar